
artefak cirebon gagal dilelang.....
Salah satu ruangan besar di Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta itu disulap menjadi sebuah balai lelang, pada Rabu (5/5).
Dua layar besar terpampang menunjukkan artefak-artefak kuno yang akan dilelang itu.
Sementara, deretan kursi dibatasi garis biru disediakan khusus untuk para penawar ribuan buah artefak kuno yang akan dilelang.
Namun, ketika lelang resmi dibuka, deretan kursi para pelelang tetap kosong. Dan, hingga lelang dibuka tak satupun peminat yang muncul. Sehingga akhirnya lelangpun harus ditutup.
Padahal sekitar 20 peminat perorangan maupun institusi dari dalam dan luar negeri dikabarkan menyatakan keinginannya ikut dalam pelelangan ini.
Salah satu penyebab lelang tidak berhasil mendatangkan penawar adalah tingginya uang jaminan dan sempitnya waktu yang disediakan kepada calon peserta lelang penawar.
Pemerintah menyatakan akan mengevaluasi kendala-kendala ini sebelum menjadwalkan lelalng kedua.
Menurut Direktur PT Paradigma Putra Sejahtera Adi Agung Tirtamarta, aturan uang jaminan 16 juta dolar Amerika-lah yang menjadi kendala bagi para peminat.
”'Mereka (calon peserta lelang) tidak setuju membayar 20 persen, karena salah satu yang mereka tanyakan apa jaminannya jika uang itu kami setor akan kembali,'' katanya.
Adi Agung tentu sangat berharap lelang bisa digelar, sebab perusahaannya sudah merogoh kocek hingga 10 juta dolar Amerika untuk mengangkat artefak-artefak kuno itu dari dasar perairan Cirebon antara tahun 2004 hingga 2005 lalu.
Dia berharap pemerintah bisa meninjau kembali aturan uang jaminan itu.
Meninjau aturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Mohammad berjanji akan meninjau aturan ini.
”'Kita akan melihat persoalan ini sesuai dengan aturan dan perundang-undangan yang berlaku,'' kata Fadel.
Menurut aturan, jika lelang pertama gagal maka pemerintah akan menggelar dua kali lelang lagi. Jika masih gagal maka langkah berikutnya adalah menggelar lelang dengan perantaraan balai-balai lelang internasional. Jika langkah ini masih gagal, maka semua artefak yang ditemukan itu akan dibagi dua antara pemerintah dan investor.
Sebanyak 270.000 ribu lebih artefak kuno Cina dari abad ke-9 dan ke-10 berhasil diangkat dari perairan Cirebon, Jawa Barat. Dari ribuan artefak itu, sekitar 976 buah sudah disisihkan untuk negara demi menjamin terjaganya jejak sejarah maritim Indonesia.
Namun sejumlah pihak mengkritik pelelangan ini karena dikhawatirkan akan hilangnya peninggalan budaya yang sangat bernilai dari bumi Indonesia.
Kita akan melihat persoalan ini sesuai dengan aturan dan perundang-undangan yang berlaku
Dari seluruh artefak ini sebanyak 976 jenis barang disisihkan untuk koleksi negara. Pemerintah berharap bisa memperoleh minimal 80 juta dolar Amerika.
Panitia Nasional Barang Muatan Kapal Tenggelam menyatakan telah menetapkan batas minimal 80 juta dolar untuk seluruh artefak yang akan dilelang.
Sekretaris Panitia Nasional BMKT, Sudirman Saad mengatakan negara lebih memilih melelang sebagian besar artefak kuno ini karena harus membayar biaya pengangkatan yang dilakukan oleh investor swasta.
Cara ini harus ditempuh, lanjut Sudirman, karena sejauh ini pemerintah belum memiliki cukup dana untuk membiayai sendiri survey dan pengangkatan artefak-artefak kuno dari dasar laut.bbc
"surabaya pos"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar